Camp Penuh Kejutan


Pada bulan Desember 2017, aku mengikuti suatu camp. Camp ini penuh kejutan karena kami dilarang membawa ponsel, uang, maupun kartu Flazz. Tiga hari dua malam kami tak dapat berkomunikasi dengan siapa pun kecuali para peserta camp. Awalnya, aku sempat berpikir apakah aku bisa lepas dari dunia maya selama tiga hari, sementara pekerjaanku erat kaitannya dengan social media. Oleh karena itu, sebelum camp, aku mengumumkan di lapak bahwa tokoku tak dapat dihubungi selama tiga hari. Hanya berbekal uang seadanya, kami harus bisa sampai ke lokasi camp yang masih menjadi misteri.

Berkilo-kilo meter berjalan kaki dengan beban camp di pundak tanpa mengetahui tujuan camp itu cukup berat buatku. Jauh di lubuk hati terdalam, aku berkata, “Kapan sampainya ya? Perjalanan ini sangat panjang.” Makan pun kami harus bertanya-tanya harga dahulu sebab uang dari panitia itu terbatas. Camp penuh kejutan menyuguhkan misi-misi pencarian jejak di daerah yang tak kami kenal. Harap-harap cemas jika salah arah, terjebak macet, kesasar, turun tangan membantu bersihkan jalanan dan selokan, serta diamati sejuta umat saat naik truk sampah mewarnai derap langkah kami sepanjang hari. Bersyukur akhirnya kami dapat sampai ke lokasi camp dengan selamat.

Puluhan semut merah di tenda pada malam itu membuat anganku melayang, “Kangen kasur empuk di kamar.” Keesokan harinya, kami diwajibkan memasak dari bahan-bahan yang ada selama camp. Camp penuh kejutan. Orang-orang yang tak bisa memasak pun belajar memasak. Seru juga. Setelah itu, terlihat beberapa orang menyelam hingga ke dasar kolam coklat. Ada apa gerangan? Rupanya para pemuda sedang mencari koin di dalam air yang bertuliskan syair lagu. Masing-masing kelompok harus menyusun beberapa koin yang akan membentuk satu syair lagu. Lagu yang didapat antara kelompok satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Muda-mudi berendam kedinginan di dalam air. Permainan ini sama sulitnya dengan menjaring tiga ikan dari dalam kolam berlumpur yang diganggu oleh tiga ekor bebek. Semuanya membutuhkan kerja sama tim. Sendirian itu berat, kita tak akan kuat. Seusai camp penuh kejutan ini, kami mulai berjumpa lagi dengan ponsel, uang, dan semua yang kami miliki. Camp ini mengajarkan untuk bersosialisasi dan bertoleransi terhadap sesama peserta camp maupun pasukan orange. Jangan takut mencoba hal-hal baru bin mustahil. Kita pasti bisa belajar dari hal-hal tersebut.

#30DWC, #30DWCJilid12, #Day2

Komentar