Hikmah di Balik Kandasnya Hubungan Kaesang dan Felicia

Video yang diunggah Felicia Tissue mulai menyebar luas di kalangan masyarakat. Apa yang dipermasalahkan sehingga Felicia merasa kasus ghosting ini belum selesai? Ghosting adalah menghilang secara tiba-tiba tanpa ada kontak (Liputan 6). Berikut ini poin-poin yang saya simpulkan dari ungkapan Felicia tersebut.

Pertama Felicia menilai hujatan-hujatan yang mengandung isu SARA dan pencemaran nama baiknya.

Kedua Kaesang telah meminta izin kepada keluarganya untuk menikahi Felicia. Namun, dua minggu kemudian, Kaesang menghilang dan memblokirnya.

Ketiga Felicia berupaya meminta alasan menghilangnya Kaesang dan menghubungi keluarga Jokowi melalui surat, tetapi tidak dibalas. Keluarga jauh Pak Jokowi berjanji akan menanyakan, tetapi tidak mengabarinya lagi.

Keempat Felicia menceritakan Neneknya mendatangi Istana Bogor, tetapi tidak dapat bertemu Pak Jokowi.

Kelima Felicia menilai hubungan cintanya perlu diselesaikan secara kekeluargaan dan beretika agar masyarakat tidak menghujat dirinya dan keluarganya.

Keenam Felicia membela ibunya yang marah pada Kaesang di sosial media karena putrinya terguncang secara mental.

Dalam sebuah perbincangan antara teman-teman saya, mereka pun membicarakan hal ini seakan terbagi menjadi dua kubu.

“Kamu tim Kaesang atau tim Felicia?” tanya Siska.

“Aku sih tim Felicia. Menurutku Kaesang harus memberikan penjelasan tentang alasan mereka putus,” sahut Bobi.

“Aku tim Kaesang. Nggak semua orang perlu tahu masalah pribadi kita jadi ya diem aja,” jawab Heri.

Apa saja hikmah di balik kandasnya hubungan Kaesang dan Felicia?

1. Jaga hati orang lain

Dalam suatu relasi, terkadang kita tergoda untuk menggoda, menggombal, dan memberikan janji manis kepada pasangan karena ingin mendapatkan hatinya atau pengaruh cinta yang melampaui logika. Kata-kata cinta boleh diungkapkan pada saat berpacaran, bukan pada saat pendekatan. Tidak perlu menjanjikan masa depan bersama jika memang tidak bisa bersama atau masih belum yakin. Masa depan bisa dibahas jika kamu sudah yakin dengan pilihanmu. Setelah pertunangan atau lamaran, kalian bisa mulai membahas pernikahan bersama anak cucu di masa depan. Namun, masa berpacaran bukanlah saat yang tepat untuk membahas pernikahan tahun depan, apalagi bila kalian masih belum yakin dia adalah orang yang tepat untuk menjadi istri atau suami kalian. Oleh karena itu, jagalah hati orang lain yang mudah retak dan rapuh. Tentunya kalian tidak ingin hati kalian hancur berkeping-keping karena janji yang tidak ditepati. Perbuatan yang tidak kalian inginkan, jangan melakukannya pada orang lain.


2. Jangan mudah percaya pada janji atau rayuan 

Kita tidak bisa mengontrol apa yang dilakukan orang lain kepada kita, tapi kita bisa mengontrol respons kita terhadapnya. Jangan mudah percaya pada janji atau rayuan. Bisa jadi semua kata-kata itu hanyalah bercanda atau diucapkan juga pada beberapa orang. Cobalah untuk lebih memakai logika daripada perasaan dan bersikap bijak.


3. Akhiri hubungan dengan baik

Apa yang diawali dengan baik, sebaiknya diakhiri dengan baik. Pemutusan hubungan memerlukan penjelasan agar mantan tidak berpikiran negatif bahkan depresi. Akhir hubungan yang baik akan memungkinkan pertemanan di masa depan. Mungkin tidak saat itu juga bisa langsung berteman, bisa jadi dua bulan kemudian berubah menjadi rekan bisnis. Akan tetapi, akhir hubungan yang buruk akan menimbulkan permusuhan di masa depan. Ada orang yang mengklarifikasi di muka umum. Ada juga orang yang diam saja di hadapan masyarakat agar tidak mempermalukan mantan. Namun, dengan diam kemungkinan akan dipersalahkan. Oleh sebab itu, pikirkan konsekuensi dengan baik dan ambil keputusan dengan bijak. 


4. Terimalah kenyataan putus

Meskipun kalian putus tanpa ada penjelasan dan keluarganya pun tidak memahami alasan putus, terimalah kenyataan. Bisa jadi dia tipe orang yang sungkan mengungkapkan sesuatu dengan jujur. Tidak perlu memaksakan diri menggenggam tangannya. Terkadang melepaskan jauh lebih melegakan daripada menggenggam terlalu erat yang membuat tanganmu berdarah-darah. Biarkan dia pergi. Hubungan yang terpaksa tidak baik. Mati satu tumbuh satu. Yakinlah bahwa dia bukan orang yang terbaik bagimu. Saat kita kehilangan seseorang, Tuhan ingin kita belajar hikmah di baliknya dan yang lebih baik menanti kita di masa depan. Ambil waktu untuk menenangkan diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Berdamailah dengan keadaan. 


5. Jangan mengumbar terlalu banyak kehidupan pribadi di ranah publik

Kehidupan pribadi semakin banyak merajalela di ranah publik. Media sosial mengumbar dengan begitu jelas antara hubungan percintaan satu orang dengan orang lainnya. Saya mengetahui putusnya hubungan teman saya dengan kekasihnya dari sosial media. Tiap pergi berkencan, mereka selalu memposting foto kemesraan yang menunjukkan ciuman dan pelukan di antara dua sejoli ini. Tiba-tiba foto teman saya bersanding dengan pria baru yang tidak saya kenal. Saya mengamati foto teman saya dan mantannya dihapus semua dari media sosial, digantikan dengan kemesraan yang baru. Ada pula komentar netizen: “Semoga langgeng ya dengan yang baru.” Jika terlalu banyak kehidupan pribadi diumbar di ranah publik, akan terlalu banyak komentar publik yang dapat mengganggu kita. Apalagi berpacaran belum tentu berujung pada pernikahan, bisa putus. Publik bisa saja penasaran dan menanyakan alasan di balik putusnya hubungan kalian. Menjelaskan akan putusnya hubungan lebih sulit daripada menahan diri untuk tidak mengumbar kemesraan sebelum ada kepastian menuju tahap pernikahan. Rasa malu akan menyelimuti hati apabila tidak jadi menikah dengannya, apalagi kalau hubungan itu berakhir dalam kurun waktu singkat seperti satu bulan.


6. Menyadari harga diri di mata Tuhan

Penolakan menjadi sesuatu yang berat bagi beberapa orang. Marilah kita menyadari harga diri di mata Tuhan. Kita adalah ciptaan yang sangat berharga bagi Tuhan dan itu cukup. Kata Tuhan jauh lebih penting daripada kata orang. Kita memang tidak bisa menyenangkan semua orang.


7. Memaafkan orang yang telah melukai

Orang yang banyak terluka pasti akan melukai orang lain. Maafkanlah dan jangan ikut menyebarkan luka. Kita tidak perlu menyalahkan keluarga dari orang yang menyakiti kita karena keputusan bersifat pribadi dan akan dipertanggungjawabkan masing-masing di hadapan Tuhan. Tidak perlu mengungkit-ungkit kesalahan karena ini akan merugikan diri kita sendiri.


8. Memilih orang yang memiliki iman yang sama

Demi cinta terkadang orang rela mengorbankan dirinya, salah satunya dengan berpindah keyakinan. Jika iman dan keyakinan yang dimiliki berbeda, sebaiknya dari awal tidak perlu melanjutkan relasi karena pernikahan bukan hanya tentang kalian, tapi juga persatuan antara dua keluarga yang berbeda. Prinsip dan keputusan yang diambil biasanya berdasarkan pada iman. Namun, jika landasannya saja sudah berbeda, pasti akan sulit untuk menyatukan pemikiran dan keputusan di masa depan.


Banyak orang yang lebih suka mengomentari atau menghujat dibandingkan belajar dari keadaan. Menurut saya, berusahalah memberikan saran positif bagi orang lain dan mempelajari hikmah di balik masalah yang ada, bukan menyudutkan orang sehingga orang tersebut mengalami sakit secara mental. Tidak ada manusia yang sempurna.


Daftar Pustaka:

https://hot.liputan6.com/read/4430933/ghosting-adalah-menghilang-tiba-tiba-tanpa-kontak-ketahui-penyebab-dan-dampaknya

https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/membela-felicia-teman-masa-kuliah-kaesang-pangarep-buka-suara-laki-laki-macam-apa-kamu-9beba3.html

https://kumparan.com/kumparanhits/alasan-felicia-tissue-laporkan-netizen-indonesia-ke-polisi-singapura-1voQiUCdSUQ

https://stylo.grid.id/read/142634489/baru-saja-depresi-felicia-tissue-mereda-kaesang-justru-terang-terangan-gandeng-nadya-arifta-ke-kampung-halamannya-untuk-hadiri-acara-penting?page=all

https://www.youtube.com/watch?v=o2zs_T4MFMY



Komentar